Pages

Selasa, 24 Januari 2012

BENARKAH AJARAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB ITU SALAH?





IMAM ASH-SHON’ANI AL-YAMANI
[Memuji Muhammad bin Abdul Wahhab, kemudian menarik kembali pujiannya setelah mengetahui bahwa ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab salah]

Beliau memang awalnya sempat memuji dakwah Muhammad bin Abdul wahhab, shingga belaiu membuat syair pujian berikut :

سلام على نجد ومن حل في نجد : وإن كان تسليمي على البعد لا يجدي

“Salamku untuk Najd dan siapa saja yang tinggal di sana
Walaupun salamku dari kejauhan belum mencukupinya.”
[Irsyadu Dzawil Albab ila Haqiqati Aqwal Ibn Abdil Wahhab juz 1 hal. 40]

Lama tak mendapat jawaban, hingga bebrapa orng dan ulama Najd mendatangi beliau dan menceritakan hakekat ajaran Muhammad bin Abdul wahhab, maka beliau meruju’ / mencabut kembali pujiannya itu. Padahal qosidah beliau telah menyebar ke seluruh negeri.

Akhirnya beliau mencabut pujianya itu dan membuat pujian tentang ruju’nya beliau dari pujian kepada Muhammad bin Abdul wahhab. Dan membuat syarahnya di dalam kitabnya: “Irsyadu Dzawil Albab ila Haqiqati Aqwal Ibn Abdil Wahhab “.

Qosdidah ruju’ beliau sangat terkenal di kalangan santri Yaman, di antara bait ruju’ beliau adalah :

رجعت عن القول الذي قلت في النجدي ::: فقد صح لي فيه خلاف الذي عندي
ظننت به خيرا وقلت عسى عسى ::::: نجد ناصحا يهدي الأنام ويستهدي
فقد خاب فيه الظن لا خاب نصحنا :::: وما كل ظن للحقائق لي مهدي
وقد جاءنا من أرضه الشيخ مربد :::فحقق من أحواله كل ما يبدي
وقد جاء من تأليفه برسائل :::::: يكفر أهل الأرض فيها على عمد

“ Aku menarik kembali pujianku terhadap Muhammad bin Abdul wahhab An-Najdi
Sungguh telah benar kekeliruan pujiannku terhadapnya.”
“Aku menyangkka baik padanya, dan aku berdoa semoga, semoga Najd kita memberi petunjuk pada manusia.”
“Tapi persangkaanku salah, bukan nasehatku yg salah. Dan tidaklah semua prasangka memberikan kebenaran petunjuk kepadaku.”
“Telah datang kepadaku dari Najd syaikh Marbad. Dan menjelaskan hakekat ajaran muhammad An-Najdi.”
“Dan telah datang dalam kitab-kitabnya, ia [Muhammad bin Abdul Wahhab] telah banyak mengkafirkan penduduk bumi dengan sengaja.”
 [Irsyadu Dzawil Albab ila Haqiqati Aqwal Ibn Abdil Wahhab juz 1 hal. 62-63]

Catatan :
Lihatlah, bagaimana wahhabiyyah mengelabui umat Islam dalam tipu dayanya menulis nama-nama para ulama islam sedunia yang memuji dan mendukung ajaran Muhammad bin Abdul wahhab, padahal setelah dikroscek ternyata ulama-ulama tersebut adalah hanya dari kalangan keluarga, putra, cucu dan murid Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri. Diantara ulam yg memujinya adalah dari kalangan keluarganya saja diantaranya:

1. Ahmad bin Mani’
Bantahan : Siapakah Ahmad bin Mani’ ? tidak ada lain nama lengkapnya adalah Ahmad bin Mani’ bin Ibrahim bin mani’. Dia adalah salah satu murid Muhammad bin Abdul wahhab wafat tahun 1186 H. Lihat profilnya dalam kitab Ulama Najd juz 1 halaman 504.

2. Muhammad bin Ghoihab dan Muhammad bin ‘Idan
Dia yang telah mengarang sebuah risalah / buku kecil yang ditujukan kpd syaikh Abdullah Al-Muis (aswaja) menasehati agar kembali kepada ajaran Tauhid Muhamamd bin Abdul Wahhab.
Bantahan : Muhammad bin Ghoihab adalah murid Muhammad bin Abdul Wahhab demikian juga Muhammad bin ‘idan.
Dan kita tanyakan kepada mereka: “Apa judul risalah tersebut dan di mana keberadaan risalah tersebut?”

3. Hamd bin Mu’ammar dan Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab
Kedua ulama tersebut telah mengarang sebuah kitab “At-Taudhiih ‘an Tauhidil khollaq fii jawabi ahlil Iraq “.
Bantahan : Hamd bin Mu’ammar adalah murid Muhammad bin Adbul wahhab. Dan Abdullah adalah putra Muhammad bin Abdul wahhab.

4. Al-Allamah syaikh Husain bin ghonnam Al-Ihsaai
Dia pengarang kitab tarikh Najd. Seorang ahli ilmu Nahwu dan arudh.
Bantahan : Dia telah menjdi murid Muhammad bin Abdul wahhab, dan tidaklah mengarang kitab tarikh Najd terkecuali menambah wawasan akan kedzaliman dan sejarah kelam Muhammad bin Abdul wahhab.
Di antara isinya adalah di halaman 97, disebutkan bahwa Syaikh Husain menukil dari sebagian risalah gurunya Muhammad bin Abdul Wahhab sebagai berikut : “Muhammad bin Abdul wahhab bercerita:  “Sesungguhnya Utsman bin Mu’ammar adalah seorang hakim negeri Uyainah dia adalah musyrik dan kafir. Setelah orang-orang mengetahui kekufurannya, maka mereka berencana membunuhnya. Setelah selesai sholat jum’at. Dan kami membunuhnya di tempat sholatnya di dalam masjid bulan Rajab tahun 1163 H “.
Lihatlah Muhammad bin Abdul wahhab dengan bangga menceritakan pembunuhannya terhadap Utsman bin Mu’ammar yang divonis kafir di dalam masjid rumah Allah Swt ? Dan dengan percaya diri muridnya tersebut mnceritakan kembali dalam kitab Tarikh Najdnya.

5. Al-Allamah Hamd bin Nashir bin Utsman bin Mu’ammar
Dia telah mengarang banyak bantahan di angtaranya : Kitab “ An-Nubdzah Asy-Syarifah An-Nafisah fi r Radd ‘alal quburiyyin “, At-Tuhfah Al-Madaniyyah fil Aqidah As-Salafiyyah “..
Bantahan : Hamd ini adalah murid Muhammad bin Abdul wahhab dan kakeknya yaitu Utsman bin Mu’ammar telah dibunuh oleh gurunya tersebut yaitu setelah selesai sholat jum’at dan masih berada dalam tempat sholatnya di masjid.

6. Abdullah bin Muhamad bin Abdul Wahhab
Bantahan ; Dia adalah putra Muhamamd bin Abdul Wahhab, namanya sering diulang-ulang penyebutannya dalam jajaran ulama yang memuji Muhammad bin Abdul Wahhab. Dan dia telah menghalalkan darah dan harta dengan jalan mencuri atau merampok kepada orang yang tidak mengikuti paham ayahnya.

7. Syaikh Abdul Aziz bin Hamd
Bantahan : Dia adalah cucu Muhammad bin Abdul wahhab.

8. Syaikh Abdullah bin Abdurrahman abu Bathin
Bantahan ; Dia adalah salah satu murid Abdullah putra Muhammad bin Abdul wahhab.

9. Al-Allamah syaikh Abdurrahman bin Hasan Alus syaikh
Bantahan ; dia adalah salah satu cicit muhamamd bin Abdul wahhab.

10. Syaikh Abdurahman bin Muhammad bin Mani
Dia telah mengarang qosidah di dalam memuji Muhammad bin Abdul Wahhab.
Banthan : dia adalah salah satu murid dari cucu Muhammad bin Abdull wahhab yaitu Abdurrahman bin Hasan.

11. Al-Allamah syaikh Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Hasan
Bantahan : Dia putra dari cucu Muhamamd bin Abdul wahhab.

12. syaikh Abdul Aziz bin Hasan Al-Fadhli
Bantahan ; Dia adalah salah satu murdi cucu Muhammad bin Abdul wahhab yaitu Abdurrahman bin hasan.

13. Syaikh Sholeh bin Muhammad Asy-Syatsri,
Dia yang telah mengarang kitab abntahan kpd syaikh Ahmad Dahlan dengan judul “ Ta’yidul Malikil Mannan fi Naqdhi dholalati Dahlan “.
Bantahan : dia adalah orang yang  belajar kepada Abdurrahman bin hasan cucu dr Muhammad bin Abdul wahhab.

14. Al-Allamah syaikh Ishaq bin Abdurrahman bin hasan
Bantahan : Dia adalah putra dari Abdurrahman bin Hasan cucu dari Muhammad bin Abdul wahhab.

15. Al-Allamah syaikh Hamd bin Ali bin Muhamad bin Atiq
Bantahan : Termasuk murid khusus yang selalu mengikuti majlis Abdurrahman bin hasan.

16. Al-Allamah syaikh Husain bin Hasan bin Husain bin Ali bin Husain bin Muhammad bin Abdul wahhab
Bantahan : Telah jelas dr keturunan Muhammad bin Abdul wahhab.

17. Al-Allamah syaikh Abdurrahman bin Abdul Lathif Aalus syaikh
Bantahan : juga keturunan Muhammad bin Abdul wahhab.

.18. Al-Allamah syaikh Ahmad bin Ibrahim bin Isa
Bantahan : Murid dari salah satu murid cucu Muhammad bin Abdul wahhab yaitu Abu Bathin.

19. Al-Allamah syaikh Nashir bin su’ud asy-syuwaimi
Bantahan : murdi dari cucu Muhammad bin Abdul wahhab yaitu Abdullah bin Abdul Lathif.

20. Wahbah Az-Zuaili Ad-Dimasyqi
Bantahan : Beliau bukan pembela Muhammad bin Abdul wahhab. Justru beliau adalah seorg asy’ari dan mencintai ilmu tasawwuf. Bahkan beliau memuji kitab Burdah karya imam Bushiri. Dan yg lainnya masih dari kalangan keluarganya saja.

Tidak adakah ulama selain dari kalangan keluarga dan murid Muhammad bin Abdul wahhab yang membela ajarannya?

Sedangkan para ulama besar dari smua kalangan madzhab telah membantah dan mencela ajaran Muhammad bin Abdul wahhab, ratusan ulama yang hidup semasa dengan Muhamamd bin Abdul wahhab bahkan dari saudaranya sendiri yaitu syaikh Sulaiman bin Abdul wahhab yang lebih memahami karakter suadaranya itu dan lebih alim telah mencela dan membuat bantahan kepada saudaranya tersebut, Muhammad bin Abdul wahhab. Belum lagiribuan ulama setelahnya yang mencela dan tidak mendukung ajaran Muhamamd bin Abdul Wahhab.

Disarikan dari catatan : Ibnu Abdillah Al-Katibiy

Minggu, 22 Januari 2012

IBNU TAIMIYAH DAN WAHABI MENSHAHIHKAN HADITS MUNKAR





(“Nabi Melihat Allah SWT Dalam Bentuk Pemuda Amrad”)

Kali ini hadis yang akan dibahas adalah hadis ru’yatullah riwayat Ibnu Abbas. Hadis ini juga tidak lepas dari kemungkaran yang nyata dengan lafaz “Melihat Allah SWT dalam bentuk pemuda amrad (yang belum tumbuh jenggot dan kumisnya)”.Tetapi anehnya hadis dengan lafaz mungkar ini tidak segan-segan dinyatakan shahih oleh syaikh salafy wahabi dan syaikh salafy yang terkenal Ibnu Taimiyyah.

Takhrij Hadis Ibnu Abbas

ثنا حماد بن سلمة عن قتادة عن عكرمة عن بن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم رأيت ربي جعدا امرد عليه حلة خضراء

Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas yang berkata Rasulullah SAW bersabda “Aku melihat Rabbku dalam bentuk pemuda amrad berambut keriting dengan pakaian berwarna hijau”.

Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Asmaa’ was Shifaat no 938, Ibnu Ady dalam Al Kamil 2/260-261, Al Khatib dalam Tarikh Baghdad 13/55 biografi Umar bin Musa bin Fairuz, Adz Dzahabi dalam As Siyaar 10/113 biografi Syadzaan, Abu Ya’la dalam Ibthaalut Ta’wiilat no 122, 123, 125, 126,127 ,129, dan 143 (dengan sedikit perbedaan pada lafaznya), Ibnu Jauzi dalam Al ‘Ilal Al Mutanahiyah no 15. Semuanya dengan jalan sanad yang berujung pada Hammad bin Salamah dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas. Sedangkan yang meriwayatkan dari Hammad adalah Aswad bin Amir yakni Syadzaan (tsiqat dalam At Taqrib 1/102), Ibrahim bin Abi Suwaid (tsiqat oleh Abu Hatim dalam Al Jarh wat Ta’dil 2/123 no 377), Abdush Shamad bin Kaisan atau Abdush Shamad bin Hasan (shaduq oleh Abu Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil 6/51 no 272).

Hadis ini maudhu’ dengan sanad yang dhaif dan matan yang mungkar. Hadis ini mengandung illat

* Hammad bin Salamah, ia tidak tsabit riwayatnya dari Qatadah. Dia walaupun disebutkan sebagai perawi yang tsiqah oleh para ulama, dia juga sering salah karena kekacauan pada hafalannya sebagaimana yang disebutkan dalam At Tahdzib juz 3 no 14 dan At Taqrib 1/238. Disebutkan dalam Syarh Ilal Tirmidzi 2/164 yang dinukil dari Imam Muslim bahwa Hammad bin Salamah banyak melakukan kesalahan dalam riwayatnya dari Qatadah. Oleh karena itu hadis Hammad bin Salamah dari Qatadah ini tidak bisa dijadikan hujjah apalagi jika menyendiri dan lafaznya mungkar.

* Tadlis Qatadah, Ibnu Hajar telah menyebutkannya dalam Thabaqat Al Mudallisin no 92 sebagai mudallis martabat ketiga, dimana Ibnu Hajar mengatakan bahwa pada martabat ketiga hadis perawi mudallis tidak dapat diterima kecuali ia menyebutkan penyimakannya dengan jelas. Dalam Tahrir At Taqrib no 5518 juga disebutkan bahwa hadis Qatadah lemah kecuali ia menyebutkan sama’ nya dengan jelas. Dalam hadis ini Qatadah meriwayatkan dengan ‘an ‘anah sehingga hadis ini lemah.

Kelemahan sanad hadisnya ditambah dengan matan yang mungkar sudah cukup untuk menyatakan hadis ini maudhu’ sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jauzi dalam Al ‘Ilal no 15. Kemungkaran hadis ini juga tidak diragukan lagi bahkan diakui oleh Baihaqi dan Adz Dzahabi dalam As Siyaar. Bashar Awad Ma’ruf dalam tahqiqnya terhadap kitab Tarikh Baghdad 13/55 menyatakan hadis ini maudhu’.

Ibnu Taimiyyah dan Syaikh wahabi ikut-ikutan menshahihkan hadis Ibnu Abbas ini. Ibnu taymiyah dan wahabi dengan jelas menyatakan shahih marfu’ hadis dengan lafal pemuda amrad dalam kitabnya Bayaan Talbiis Al Jahmiyyah 7/290.